Tuesday, 31 December 2013

Hello, 2014!!!!


Waktu kini berganti...
Tiada terasa waktu telah berlalu.. Seiring dengan berlalunya tahun 2013, tahun 2014 pun datang dan hadir. Seakan menyapa dengan berbagai suasana..

Duaribu tiga belas,.. banyak sudah cerita yang telah tergores didalamnya. Kita adalah sebagai pemeran didalamnya, bukan yang lain.. bukan khayal.. bukan semu sesaat.. Ada cerita gembira, haru, sedih, marah, dendam, benci, harap, cemas, cita-cita, suka, bangga, sesal, bahkan tak sedikit kepuasan atas apa yang telah kita raih. Semua bercampur, mejadi segala rasa yang tertinggal dalam nama. Semua tertinggal dalam satu agenda kenangan, yang telah terpahat, terukir rapi dalam jajaran hidup dan kehidupan di tahun yang telah kita lewati.

Kini, duaribu empat belas,.. adalah sebuah harapan. Ada sesuatu hal yang mungkin belum kita raih. Sepantasnya kita agendakan dari detik ini. Sepantasnya kita sambut tahun baru ini, 2014 dengan semangat yang masih ada. Keyakinan untuk tetap maju adalah hal yang seharusnya dimiliki. Kita harusnya menutup lembar demi lembar cerita kelam masalalu di 2013, dan seraya berucap selamat datang tahun baru 2014ku. Walau bagaimanapun, tahun ini adalah harapanku untuk lebih maju, dan menjadi lebih baik. Semoga...

Monday, 23 December 2013

Murka.


Malam ini aku terjebak dalam kemurkaan dusta. Goresan angin bertiup menampar seluruh bagian muka. Langit gelap berhias petir menyambar keresahan jiwa. Hujan turun membasahi dan menyelusup seluruh anggota sela-sela tubuh yang lemah ini. Hatiku tiba-tiba saja teriris, teriris begitu tipis. Sesosok tamparan keras mendarat tepat pada bagian muka penuh nanar. Tamparan keras itu sepertinya merasuk pada seluruh saraf nadi yang berdetak begitu kencangnya dan tiba-tiba saja terdiam, lalu membeku.
Hatiku bisu, ingin menjerit rasanya tak mampu. Hatiku buta, tak mampu menerangi pintu mana yang harus aku pilih untuk keluar dari kesakitan ini. Hatiku lemah, ingin meronta namun pintu hati terkunci sangat rapat. Seakan-akan memaksaku untuk tetap berdiri kokoh, tetap berdiri walaupun sebenarnya ingin cepat mati, segera melepaskan seluruh beban berat ini. Aku tidak berdaya.
Hanya mata yang mampu menangis, mengalirkan air mata penuh kesedihan. Siapa yang akan mampu mendengar bisikkan hati? Hanya dengan menatap penuh arti kepedihan mata ini, seluruh perasaan hati dapat kau rasakan. Bagaimana rasa sakit ini menerpa keabadianku, bagaimana hati ini terkoyahkan oleh bayang-bayang ujung pisau dunia, bagaimana perihnya tusukkan kata-kata tajam yang menjadi makanan pokok sehari-hari. Dapat kau rasakan, pabila kau mampu merasuk pada bola mata kepedihan ini. Tapi, aku rasa tidak ada yang mampu melihat dan membaca kesakitanku melawan pedihnya dunia ini. Tidak ada. Tidak ada yang perduli terhadap diri ini. Percuma. Aku hanya akan menjadi bahan olok-olokkan orang, karena aku lemah. Aku bodoh. Aku tidak mampu.
 Lelah... Lelah sebenarnya hati ini terus menerus tersakiti. Kasihan aku pada hati kecil yang lemah ini. Ia tidak pernah berdosa pada dunia. Tapi mengapa dunia selalu menyeretnya ke dalam jurang kemurkaan? Aku tidak mengerti, mengapa Tuhan....... Dunia terlalu kejam menurutku.

Sunday, 15 December 2013

Thanks for The Rain.

Titik-titik hujan yang memanggil-manggil sensitivitas hati saya.
Itu yang saya rasakan setiap menikmatinya. Entah mengapa. Tapi sepertinya evaluasi diri saya bisa lebih bermakna bersama sang hujan. Lebih sensitif. Terakhir saya menyaksikan pemutaran film dokumenter tentang wajah-wajah masa lalu itu, akhirnya saya dapat penyadaran.

Oleh karenanya, ada hikmah yang bisa saya tarik. Bahwa rekayasa manusia tidak selalu cocok dengan rekayasa Tuhan. Termasuk rekayasa proses jatuh cinta seorang manusia, belum tentu cocok dan benar dalam pandangan Sang Kekasih.
Lalu mengapa kita tidak mencoba berlaku seperti hujan? Riuhnya mengalir seperti irama tasbih, tunduk pada sekenario Allah. Hujan tidak pernah merekayasa jatuhnya. Toh hujan tetap bermanfaat, tetap manis, tetap syahdu.
Thanks Allah, for the rain yg merupakan setitik dari selautan luas cinta-Mu pada kami. Thanks telah mengajari saya mencintai dan memaknai sesuatu. Thanks untuk menjaga saya dalam hikmah. Thanks untuk masalalu yang menuntut saya dewasa. Sebutan syukurku tak sebanding Cinta-Mu..

Friday, 13 December 2013

PUISI:Rindu


Biru laut, biru hati,
Biru rinduku...
Ku kayuh perahu kecil bersayap rendah
Melayari samudra waktu, dengan dendam membara
Berlari mengejar bayang-bayang tak pasti
Entah sampai kapan ku bawa berlari kebisuan rindu

Biru rinduku jadi abu...
Dihentak waktu, dikoyak lagu
Hening jiwaku memandang luka

Biru laut, biru hati,
Biru rinduku...
Entah sampai kapan kau nodai kerinduan ini
Memberi kesetiaan yang berbaur dusta
Diantara keping duka masa lalu

Ku bongkar kejujuran yang jadi selimut membentangi jiwa
Mengapa harus malu, menghadapi kenyataan
Mengadu ke jari-jari waktu
Sebagai cinta terhadap masa lalu

Engkau pasti mencela,..
Selama cinta itu semakin terjerat mimpi
Engkau pasti mengira,..
Seribu janji hanyalah kata-kata biasa
Tak mungkin jadi luka

Kerinduanku,..
Mengapa hanya padamu
Yang pernah hadir dalam mimpi

Hanya Sebuah Tulisan

Tulisan temanku, sengaja aku posting.

jika suatu saat kau jauh dari ku, berjanjilah untuk tetap ada untukku,,,
jika suatu saat kau dan aku berpisah,berjanjilah untuk mengingatku, walau hanya sesaat,,,, ;D
jika suatu saat kau membenciku, berjanjilah untuk  tetap menyisakan sayang mu  untukku,,,,
DANN.....
jika suatu saatkau tidak membutuhkan ku lagih,berjanjilah untuk tetap mengingat masa'' indah yang pernah kita lalu,,,, ;D


beri tau aku tentang kabarmu meski aku bkn kekasih mue,ceritakkan pd ku tntg kisahmu